Bagaimana wujud dari tugas akhir yang diperlukan dalam program sarjana atau sarjana terapan?

Pada program sarjana atau sarjana terapan, tugas akhir memiliki berbagai bentuk yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Bentuk-bentuk tugas akhir tersebut dapat bervariasi tergantung pada kebijakan dan kurikulum program studi yang bersangkutan. Salah satu bentuk tugas akhir yang umum adalah penelitian empiris, di mana mahasiswa melakukan penelitian lapangan atau laboratorium untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan. Selain itu, terdapat juga bentuk tugas akhir berbasis proyek, di mana mahasiswa mengembangkan solusi untuk masalah nyata atau melakukan proyek inovatif yang relevan dengan bidang studinya.

Selain itu, ada pula bentuk tugas akhir berupa kajian literatur atau studi kasus, di mana mahasiswa melakukan analisis mendalam terhadap literatur atau kasus yang relevan dengan topik penelitian mereka. Seluruh bentuk tugas akhir tersebut biasanya disertai dengan penyusunan laporan atau karya tulis ilmiah yang memenuhi standar akademik dan metodologi penelitian yang telah ditetapkan. Proses penyusunan tugas akhir ini melibatkan pembimbing akademik yang akan memberikan bimbingan dan masukan kepada mahasiswa selama proses pengerjaan.

Selain itu, ada juga tahap presentasi atau seminar tugas akhir di mana mahasiswa akan mempresentasikan hasil penelitian atau proyek mereka kepada dosen dan mahasiswa lainnya. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama masa studi mereka. Hasil dari tugas akhir ini juga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang yang bersangkutan serta memberikan solusi konkret bagi permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Pertama, Tugas akhir dapat berupa skripsi, prototipe, proyek, atau jenis tugas akhir lainnya, baik dikerjakan secara individu maupun dalam kelompok.

“Tugas akhir dapat berbentuk skripsi, prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya yang sejenis baik secara individu maupun berkelompok.”

Dalam lingkungan akademik, penyelesaian studi sering kali diwujudkan dalam berbagai format, seperti skripsi, prototipe, proyek, atau jenis tugas akhir lainnya. Format-format tersebut dapat diimplementasikan baik secara individu maupun dalam bentuk kolaborasi kelompok.

Tugas akhir merupakan tahapan penting dalam proses pendidikan tinggi yang bertujuan untuk menguji pemahaman serta penerapan pengetahuan yang telah diperoleh selama masa studi.

Skripsi, sebagai salah satu bentuk tugas akhir, sering digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Sementara itu, prototipe dan proyek dapat mencakup beragam bidang, mulai dari teknologi hingga seni, yang memungkinkan mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari ke dalam praktik. Pemilihan format tugas akhir sering kali disesuaikan dengan bidang studi, tujuan akademik, serta minat dan keahlian mahasiswa.

Melalui proses ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi secara mandiri atau dalam kerjasama tim. Dosen pembimbing memiliki peran kunci dalam mendampingi mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir, mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, hingga penyusunan laporan akhir.

Dengan demikian, tugas akhir tidak hanya menjadi bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, tetapi juga merupakan sarana penting dalam pengembangan keterampilan akademik dan profesional mahasiswa. Sebagai hasilnya, diharapkan tugas akhir yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengetahuan dan perkembangan di bidang yang bersangkutan.

Kedua, Jika program sarjana atau sarjana terapan telah mengadopsi kurikulum berbasis proyek atau model serupa, maka penyelesaian tugas akhir tidak perlu lagi diwajibkan, seperti yang ditetapkan oleh masing-masing program studi.

“Jika program studi sarjana/sarjana terapan sudah menerapkan kurikulum berbasis proyek atau bentuk lain yang sejenis, maka tugas akhir dapat dihapus/tidak lagi bersifat wajib, sesuai penetapan masing-masing program studi.”

Jika sebuah program studi tingkat sarjana atau sarjana terapan telah mengadopsi kurikulum yang berfokus pada proyek atau model pembelajaran serupa, maka keberadaan tugas akhir sebagai bagian wajib dari kurikulum dapat dipertimbangkan untuk dihapus.

Penetapan mengenai hal ini diserahkan kepada otoritas masing-masing program studi yang berwenang. Keputusan mengenai relevansi dan keberlanjutan dari tugas akhir dalam konteks kurikulum yang berbasis proyek ini sebaiknya melibatkan diskusi mendalam antara dosen pengajar dan staf program studi. Pertimbangan utama dalam penghapusan tugas akhir adalah sejauh mana kurikulum yang berbasis proyek tersebut dapat memberikan pengalaman yang memadai bagi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan standar akademik yang ditetapkan.

Proses pengambilan keputusan harus memperhitungkan berbagai faktor, termasuk tujuan pembelajaran, kebutuhan pasar kerja, serta pandangan dari stakeholder yang terlibat.

Namun demikian, perubahan terhadap struktur kurikulum haruslah mempertahankan kualitas akademik yang tinggi dan relevansi dengan kebutuhan dunia industri. Evaluasi berkala terhadap efektivitas kurikulum yang telah diterapkan diperlukan untuk memastikan bahwa mahasiswa memperoleh hasil pembelajaran yang optimal sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan umpan balik dari alumni dan pemangku kepentingan lainnya guna terus meningkatkan kualitas program studi. Terlepas dari apakah tugas akhir dihapus atau dipertahankan, penting untuk memastikan bahwa mahasiswa tetap mendapatkan pengalaman pembelajaran yang memadai dan relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Sumber: Buku Saku Soal Sering Ditanya Perguruan Tinggi.