Kata Mutiara Mbah Moen: Konsistensi Kebaikan

“Manusia baik itu tidak berubah sikapnya di kala senang dan susah.”

― KH Maimun Zubair. Mbah Moen ―

Di antara gemerlapnya kata-kata bijak yang menginspirasi, ada satu kutipan dari seorang bijak, KH Maimun Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen, yang membawa kita pada esensi sejati dari kebaikan seorang manusia. Beliau pernah berkata, “Manusia baik itu tidak berubah sikapnya di kala senang dan susah.” Kutipan sederhana ini mengandung kebijaksanaan yang dalam tentang karakter sejati dari kebaikan.

Kebaikan bukanlah sekadar tindakan, melainkan sikap yang melekat dalam jiwa seorang manusia. Ketika kita membayangkan manusia baik, kita memikirkan seseorang yang selalu siap memberi, memberikan senyum, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berbagi kasih sayang tanpa pamrih. Namun, esensi sejati dari kebaikan adalah konsistensi.

Mengapa konsistensi menjadi begitu penting? Konsistensi mencerminkan integritas dan kejujuran hati. Ketika seseorang mempertahankan sikap baiknya tidak peduli dalam situasi apapun, itu menunjukkan bahwa kebaikan tersebut adalah bagian tak terpisahkan dari dirinya, bukan sekadar pilihan dalam keadaan tertentu.

Kita semua mengenal seseorang yang bersinar di saat-saat baik, namun gelap dalam kesulitan. Mereka mungkin menunjukkan wajah kebaikan mereka saat semuanya berjalan lancar, tetapi berubah begitu kesulitan datang. Di sinilah letak perbedaan sejati dari seorang manusia yang baik sebagaimana yang diungkapkan oleh Mbah Moen.

Ketika badai kehidupan datang menghadang, orang baik tidak kehilangan kebaikannya. Mereka tetap teguh pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mereka anut. Kekuatan hati mereka memungkinkan mereka untuk tetap sabar, bijaksana, dan penuh kasih meskipun dalam kesulitan terbesar sekalipun. Mereka memahami bahwa kebaikan bukanlah pilihan situasional, melainkan keputusan batin yang terus menerus mereka lakukan.

Bagaimana kita dapat mempraktikkan konsistensi kebaikan dalam kehidupan kita sehari-hari? Pertama-tama, kita dapat mulai dengan introspeksi diri. Mencari tahu nilai-nilai apa yang kita pegang teguh dan apakah kita mampu mempertahankannya dalam berbagai situasi kehidupan. Kemudian, kita perlu melatih kekuatan hati kita. Membangun ketabahan dan keteguhan untuk tetap pada kebaikan meskipun dihadapkan pada godaan atau kesulitan.

Selain itu, kita juga bisa belajar dari contoh-contoh kebaikan di sekitar kita. Mencontoh mereka yang telah mampu menjaga konsistensi kebaikan dalam hidup mereka dapat menjadi inspirasi bagi kita.

Ingatlah, kebaikan yang konsisten bukanlah hal yang mudah. Namun, dalam perjalanan untuk menjadi manusia yang baik, konsistensi dalam sikap kita akan membentuk karakter sejati yang tidak goyah dalam menghadapi segala liku kehidupan.

Mungkin tidak semua dari kita sekuat Mbah Moen dalam mempertahankan kebaikan di tengah segala cobaan, namun kita semua memiliki kemampuan untuk terus belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Mari kita jadikan kutipan bijak dari Mbah Moen sebagai panduan dalam hidup kita, agar kita tidak hanya menjadi manusia baik saat senang, tetapi juga dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Konsistensi dalam kebaikan adalah cerminan sejati dari hati yang mulia.